Cegah Pneumonia dengan Vaksin

February 26, 2022 | Iman

Vaksin anak

Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang paru-paru manusia. Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada orang dewasa dan anak-anak. 

WHO menyebutkan bahwa pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, terhitung 14% dari semua kematian anak di bawah lima tahun, tetapi 22% dari semua kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun. 

Bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae tipe b (Hib), virus pernapasan syncytial adalah beberapa penyebab pneumonia yang paling banyak ditemukan pada anak.

Pneumonia bukanlah penyakit yang tidak bisa dicegah atau diobati. Meningkatkan upaya pencegahan pneumonia dapat mencegah hampir sembilan juta kematian anak akibat pneumonia dan penyakit utama lainnya pada tahun 2030. 

Vaksin pneumonia dapat diberikan kepada bayi, anak-anak, orang dewasa, dan lansia. Menurut CDC, vaksin pneumonia memiliki tingkat efektivitas hingga 96% dalam hal melindungi anak-anak dari penyakit pneumonia.

Dokter Spesialis Anak RSUI, dr. Nina Dwi Putri, Sp.A(K), MSc.(TropPaed) menjelaskan penyebab dari pneumonia, dimana S. pneumonia masih menjadi penyebab terbesar penyebab pneumonia. 

Ia menuturkan pentingnya imunisasi pada anak dimana pada prinsipnya imunisasi dapat melindungi anak dari risiko terkena infeksi yang berat. Imunisasi dilakukan dengan cara diberikan/diinfeksikan dengan kuman yang telah dimatikan atau dilemahkan. 

“Imunisasi jauh lebih aman dibandingkan terkena penyakit infeksi yang sesungguhnya. Dengan diberikan imunisasi, seakan-akan tubuh kita mengalami infeksi dan belajar menghadapi infeksi, sehingga lebih siap bila terpapar dengan kuman yang sesungguhnya,” ucap dr Nina.

Selain itu, ia menekankan bahwa imunisasi merupakan hak setiap anak yang dibutuhkan dalam hidupnya.

“Vaksinasi memiliki manfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada anak-anak yang rentan tertular penyakit, mencegah anak tertular penyakit tertentu, dan meningkatkan kualitas hidup anak,” tutur dr. Nina.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa efek samping yang biasanya timbul setelah anak-anak melakukan vaksinasi yaitu anak menjadi rewel, kelelahan, nafsu makan menjadi menurun, ada kemerahan, bengkak, atau nyeri di daerah tempat penyuntikan, demam dan/atau menggigil, dan nyeri kepala. 

Namun, hal tersebut lebih baik dibandingkan anak tidak melakukan vaksin, karena apabila anak tidak vaksinasi dapat berakibat, anak menjadi mudah terpapar penyakit menular, penurunan kualitas dan harapan hidup, berisiko menularkan penyakit ke orang terdekat, penyakit yang timbul beserta komplikasinya dapat meningkatkan beban finansial.

Dr Nina juga menekankan pentingnya vaksinasi rutin di masa pandemi ini dimana vaksinasi rutin pada anak bisa tetap dilakukan sesuai dengan jadwal meski dalam kondisi pandemi ini.

Namun apabila terlambat maka dapat mengikuti program Kegiatan Imunisasi Kejar, yaitu kegiatan memberikan imunisasi kepada bayi dan balita yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi nasional. 

Pentingnya vaksinasi terutama di masa pandemi ini, karena vaksinasi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak yang rentan terpapar agen-agen infeksius selama pandemi COVID-19. 

YesDok Ads