Melihat si kecil yang sering menggigiti kuku dikhawatirkan dapat membuat kebiasaan buruk yang sulit dihentikan. Apalagi menggigiti kuku dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sebab, tangan seringkali menjadi sumber kotoran serta kuman yang kapan saja dapat mudah masuk melalui mulut saat si kecil menggigiti kuku.
Berdasarkan data dari IDAI, sekitar 30 sampai 60 persen anak melakukan kebiasaan menggigit kuku pada suatu saat dalam hidupnya. Kebiasaan ini umumnya mulai tampak sekitar usia 3 sampai 6 tahun, tetapi kejadiannya meningkat menjelang usia remaja. Kebanyakan anak akan menghentikan sendiri kebiasaan ini, tetapi sebagian kecil terus melakukannya hingga menginjak usia dewasa.
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebab yang membuat si kecil suka menggigiti kuku. Namun, menggigiti kuku sering kali terlihat pada anak yang sedang mengalami cemas, ketakutan dan stres. Secara umum, kebiasaan menggigiti kuku bukan sesuatu yang mengkhawatirkan karena akan berhenti sendiri terutama bila tidak ada pemicunya.
Namun, kebiasaan menggigiti kuku harus segera dihentikan. Menurut hasil sebuah penelitian, berikut ini dampak dari si kecil gemar menggigiti kuku yang harus diwaspadai:
- Menimbulkan infeksi bakteri dan pendarahan di kuku.
- Merusak gigi dan gusi anak, membuat susunan gigi tidak rapi dan memicu gigi tumbuh maju.
- Peradangan kulit di sekitar jari.
- Infeksi jamur pada kuku.
- Kerusakan bantalan kuku.
Sementara cara untuk menghentikannya, bila alasan si kecil menggigiti kuku karena cemas dan stress Anda dapat membantu mengatasi masalah yang menimbulkan kecemasan tersebut. HIndari hukuman fisik, ancaman atau bentakan untuk meredakan kecemasan yang ia rasakan. Anda juga dapat mengalihkan perhatian si kecil dengan kegiatan yang melibatkan kedua tangannya, sehingga si kecil tidak ada waktu untuk menggigiti kukunya. Selain itu, Anda bisa menyiasatinya dengan rutin memotong kuku si kecil agar kukunya tetap pendek.
(Foto: how of everything)
