Cahaya Biru dari Gadget Bisa Sebabkan Masalah Mental Pada Remaja

July 17, 2020 | Helmi

menggunakan smartphone

Tidur nyenyak sangat penting bagi siapa pun, terutama dalam aspek menjaga kesehatan mental. Saat ini gadget telah menjadi bagian tak terlepaskan dari orang-orang, bahkan hingga saat sebelum tidur.

Yang menjad masalah adalah pancaran cahaya biru dari gadget. Pancaran cahaya yang kurang disadari ini menjadi alasan seseorang kesulitan tidur dan pada akhirnya tidak mendaatkan waktu tidur yang cukup.

Pola tidur terganggu dan faktor-faktor ini sangat mempengaruhi kesehatan seseorang. Ini adalah sesuatu yang dihadapi anak muda dan orang tua saat ini, sesuatu yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Ini termasuk berurusan dengan tekanan darah tinggi, sistem kekebalan yang melemah dan penambahan berat badan. Ini juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang terkenal seperti diabetes, stroke, penyakit kardiovaskular, demensia dan kanker.

Penelitian telah menunjukkan bahwa cahaya buatan dalam ruangan dapat memengaruhi kesehatan mental. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, remaja yang tinggal di daerah dengan tingkat cahaya buatan luar pada malam hari, lebih cenderung mengembangkan beberapa jenis gangguan mood dibandingkan dengan remaja yang hidup dengan tingkat cahaya luar yang rendah.

"Meskipun paparan cahaya lingkungan hanya satu faktor dalam jaringan pengaruh yang lebih kompleks pada tidur dan perilaku, itu cenderung menjadi target penting untuk pencegahan dan intervensi dalam kesehatan remaja," ujar Kathleen Merikangas, senior investigator and chief of the Genetic Epidemiology Research Branch di National Institute of Mental Health.

Pada remaja, ketidakmampuan untuk mendapatkan jumlah tidur yang tepat dapat menyebabkan gangguan mental seperti gangguan bipolar, perubahan suasana hati dan kecemasan.

YesDok Ads

Sekresi hormon melatonin tidur terjadi dalam gelap. Ini memperlambat atau berhenti ketika mereka terkena cahaya.

Dengan sebagian besar anak-anak dan remaja tampaknya memiliki perangkat di belakangnya bahkan ketika pergi tidur, mereka kemungkinan besar tidak mendapatkan jumlah istirahat yang tepat. Anak-anak dan remaja membutuhkan lebih dari sembilan jam tidur malam.

Dalam penelitian lain dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ditemukan kurang tidur dapat membuat remaja menunjukkan perilaku yang berbeda dan berisiko.

Ini termasuk minum minumak keras, menggunakan ponsel saat mengemudi dan tidak mengikuti protokol keselamatan saat bepergian.

Selain itu, para remaja yang kurang tidur ini lebih cenderung mengalami obesitas, migrain, dan penyalahgunaan narkoba. Beberapa berakhir kurang berolahraga sementara yang lain akhirnya mengalami depresi.

(Foto: Cleveland Clinic)

YesDok Ads