Berbelanja Online Berlebihan Bisa Disebut Gangguan Mental?

November 21, 2019 | Helmi

Di zaman yang sudah serba cepat seperti sekarang ini, belanja online menjadi salah satu kegiatan yang populer. Kemudahan berbelanja menjadi salah satu alasan mengapa belanja online begitu digemari.

Namun, terlalu banyak berbelanja online tentu memiliki efek negatif. Menurut psikoterapis, terlalu banyak belanja online harus diakui sebagai gangguan kesehatan mental yang sebenarnya.

Saat Berbelanja Menjadi Masalah

Alasan berbelanja untuk membuat diri kita merasa baik selalu diakui sebagai masalah, dan biasanya disebut sebagai 'buying-shopping dissorder,' atau BSD. 

Namun, para ahli menyatakan bahwa ketika ditempatkan dalam konteks era internet dan iklim teknologi saat ini, ia memiliki makna yang sama sekali baru dan bahkan lebih buruk. Masalah ini sekarang begitu merajalela sehingga mempengaruhi satu dari 20 orang.

Orang-orang yang terobsesi dengan belanja online dapat dengan mudah mulai menunjukkan perilaku negatif, seperti menghabiskan terlalu banyak uang untuk hal-hal yang tidak mereka butuhkan, menimbun barang-barang yang mereka pesan, membeli barang-barang hanya demi agar bisa belanja.

YesDok Ads

Ini mengakibatkan seseorang bisa berakhir dengan hutang dan dalam keadaan terburuk, bahkan bisa kehilangan kendali diri.

"Ini benar-benar saatnya untuk mengenali BSD sebagai kondisi kesehatan mental yang terpisah dan mengumpulkan pengetahuan lebih lanjut tentang BSD di Internet," kata Dr. Astrid Müller, seorang psikoterapis di Hannover Medical School di Jerman.

Dalam salah satu studi, para peneliti melihat data dari 122 pasien yang mencari bantuan untuk kecanduan belanja online mereka dan menemukan bahwa mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi. 

Meskipun BSD tidak diklasifikasikan sebagai gangguannya sendiri, BSD memengaruhi lima persen populasi, dan karenanya harus diberi perhatian lebih serius.

(Foto: Financial Express)

YesDok Ads