Benarkah Epilepsi Bisa Menular? Ini Jawabannya

November 09, 2022 | Helmi

epilepsi menular

Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi dan terkadang kehilangan kesadaran.

Siapapun bisa terkena epilepsi. Epilepsi mempengaruhi pria dan wanita dari semua ras, latar belakang etnis dan usia.

Gejala kejang karena epilepsi dapat sangat bervariasi. Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka. 

Beberapa orang memerlukan perawatan seumur hidup untuk mengendalikan kejang, tetapi bagi orang lain, kejang akhirnya hilang. Beberapa anak dengan epilepsi dapat mengatasi kondisi ini seiring bertambahnya usia.

Gejala

Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat memengaruhi setiap proses koordinasi otak Anda. Tanda dan gejala kejang mungkin termasuk:

  • Kebingungan sementara
  • Otot kaku
  • Gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki
  • Kehilangan kesadaran 
  • Gejala psikologis seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu

Gejala bervariasi tergantung pada jenis kejang. Dalam kebanyakan kasus, seseorang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang yang sama setiap kali, sehingga gejalanya akan serupa.

Penyebab

Perlu digarisbawahi bahwa epilepsi tidak menular. Meskipun banyak mekanisme penyakit yang mendasari dapat menyebabkan epilepsi, penyebab penyakit ini masih belum diketahui pada sekitar 50% kasus secara global. 

Penyebab epilepsi dibagi ke dalam kategori berikut: struktural, genetik, infeksi, metabolisme, kekebalan dan tidak diketahui. Contohnya meliputi:

  • kerusakan otak dari penyebab prenatal atau perinatal (misalnya kehilangan oksigen atau trauma saat lahir, berat badan lahir rendah)
  • kelainan kongenital atau kondisi genetik dengan malformasi otak
  • cedera kepala parah
  • stroke yang membatasi jumlah oksigen ke otak
  • infeksi otak seperti meningitis, ensefalitis atau neurocysticercosis
  • sindrom genetik tertentu
  • tumor otak

Perawatan

Kejang dapat dikendalikan. Hingga 70% orang yang hidup dengan epilepsi dapat menjadi bebas kejang dengan penggunaan obat anti kejang yang tepat. Penghentian obat anti kejang dapat dipertimbangkan setelah 2 tahun tanpa kejang dan harus mempertimbangkan faktor klinis, sosial dan pribadi yang relevan. 

Dimungkinkan untuk mendiagnosis dan mengobati kebanyakan orang dengan epilepsi di tingkat perawatan kesehatan primer tanpa menggunakan peralatan canggih.

Proyek percontohan WHO telah menunjukkan bahwa pelatihan penyedia layanan kesehatan primer untuk mendiagnosis dan mengobati epilepsi dapat secara efektif mengurangi kesenjangan pengobatan epilepsi.

YesDok Ads