Benarkah COVID-19 Sebabkan Masalah Tinnitus?

February 04, 2022 | Helmi

Tinnitus

Ketika para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang efek berkepanjangan COVID-19, tinnitus telah masuk dalam daftar kondisi yang tengah diteliti. Tinnitus adalah kondisi di mana telinga terasa berdenging.

“Tinnitus yang terus-menerus dan konstan dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan ketika mengganggu konsentrasi, pendengaran, tidur, dan suasana hati seseorang,” ujar Julie Prutsman, audiolog, anggota dewan American Tinnitus Association (ATA), dan pendiri Sound Relief Hearing Center.

“Pasien dengan tinnitus yang signifikan secara klinis dapat terjebak dalam lingkaran setan di mana sistem saraf simpatik dan parasimpatis mereka tidak seimbang, yang dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan kurang tidur,” sambung Prutsman.

Dalam kebanyakan kasus, tinnitus disebabkan oleh “reaksi sensorineural di otak terhadap kerusakan pada telinga dan sistem pendengaran.”

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam International Journal of Audiology memperkirakan bahwa hampir 15 persen orang dengan COVID-19 mengatakan mereka menderita tinnitus, seringkali di awal mereka terinfeksi.

“Hampir semua virus menyebabkan respons peradangan pada sel inang, yang dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai sistem dalam tubuh,” kata Prutsman.

“Ada kemungkinan, meskipun terlalu dini untuk memahami sepenuhnya, bahwa COVID-19 menciptakan perubahan pada telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau korteks pendengaran di otak yang akan berkontribusi pada tinnitus,” katanya.

Contoh virus yang menyebabkan gangguan pendengaran permanen adalah cytomegalovirus dan rubella. 

Namun, Prutsman mengatakan tidak semua orang yang mengalami gangguan pendengaran permanen akibat virus akan mengalami tinnitus.

Jika tinnitus terputus-putus dan tidak berlanjut, dia mengatakan tidak mungkin COVID-19 menyebabkan kerusakan permanen pada struktur ini.

“Namun, sampai penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk lebih memahami semua ini, sulit untuk mengetahui apakah ada hubungan yang benar antara keduanya, dan apa yang mungkin menyebabkannya jika ada hubungan,” tambah Prutsman.

Ia mengatakan itu layak untuk diteliti karena COVID-19 memiliki kapasitas untuk mempengaruhi banyak sistem organ, sehingga dapat menyebabkan tinnitus atau memperburuk tinnitus kronis.

Namun, meskipun secara biologis mungkin, ia mengatakan perlu lebih banyak bukti lagi.

“Jadi, ada cara dengan epidemiologi yang rumit untuk menentukan apakah tinitus memang bisa disebabkan oleh infeksi COVID sebelumnya. Ini masih menjadi pertanyaan terbuka," katanya.

YesDok Ads