Benarkah Covid-19 Dapat Memperparah Epilepsi?

June 22, 2022 | Kaifia

Epilepsi

Epilepsi merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gangguan sistem saraf sehingga menimbulkan gejala seperti kejang-kejang yang berulang. 

Para pakar kesehatan menyebutkan bahwa virus SARS-CoV-2 mampu menyerang sistem saraf tubuh. Medical News Today melansirkan seri kasus retrospektif 2020 mencatat bahwa 36,4% pasien COVID-19 memiliki manifestasi neurologis termasuk kejang. 

ILAE (International League Against Epilepsy) juga menyebutkan bahwa terdapat beberapa risiko terkait dengan kondisi kejang yang rentan lebih buruk bagi mayoritas pengidap epilepsi yang terinfeksi oleh COVID -19. Hal ini dimungkinkan karena beberapa kondisi seperti demam bisa membuat tubuh stres sehingga mampu meningkatkan risiko frekuensi kejang. 

Namun, dirangkum oleh Health Cleveland Clinic, saat ini belum ada bukti kuat yang dapat menunjukkan bahwa penderita epilepsi terinfeksi oleh COVID-19.

Salah satu cara utama virus ini bisa memicu epilepsi yaitu karena mereka dapat masuk ke sistem saraf sehingga mampu memungkinkan mereka untuk menjadi penyebab dari kerusakan pada sawar darah-otak dengan memproduksi terlalu banyak sitokin atau molekul yang mengatur sistem kekebalan tubuh kita.

YesDok Ads

Perawatan COVID-19 dan kondisi epilepsi 

ILAE menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa obat anti kejang untuk meningkatkan risiko infeksi COVID-19 dan komplikasi lainnya.

Meskipun sebuah studi tahun 2020 menunjukkan pentingnya untuk mempertimbangkan potensi efek samping dan interaksi obat pada pengidap epilepsi yang terkena infeksi SARS-CoV-2, sebagian besar pedoman menyarankan agar orang meminum obat secara teratur untuk meminimalkan eksaserbasi kejang-kejang. 

Cara terbaik untuk mencegah kejang-kejang akibat infeksi virus ini yaitu membatasi paparan Anda terhadap virus sebaik mungkin. Penting untuk rutin mengonsumsi obat anti kejang Anda serta menerapkan protokol kesehatan terutama saat beraktivitas diluar rumah. 

YesDok Ads