Seksualitas
Dewasa
+1

Bahaya Seks Anal yang Harus Diketahui

October 02, 2021 | Aqiyu

Seks Anal

Berhubungan seks bagi pasangan suami istri adalah sebuah kebutuhan yang dapat menjaga keharmonisan. Untuk menghindari kebosanan saat berhubungan seks, Anda dan pasangan dapat mencoba posisi baru. Namun, sebaiknya tidak melakukan seks anal.

Melansir dari WebMD, seks anal merupakan sitilah yang digunakan untuk setiap aktivitas seksual yang melibatkan anus. Tidak hanya terkait dengan hubungan seks. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sodomi adalah senggama antarmanusia yang terjadi secara anal. Seks anal biasanya terjadi antara pria, diperkirakan 90 persen pria berhubungan dengan pria. Sisanya, sekitar 5-10 persen wanita yang aktif berhubungan seksual melakukan seks anal. Sehingga  tidak jarang pula pasangan suami istri melakukan seks melalui anal.

Seks anal sebaiknya dihindari karena disebut sebagai aktivitas seksual yang paling berisiko. Area yang paling banyak mendapatkan efek sampingnya adalah anus atau rektum. Sedangkan pada anus sendiri terdapat banyak ujung saraf sehingga membuat bagian tersebut sensitif.

YesDok Ads

Bahaya yang akan terjadi jika melakukan seks anal adalah membuat lubang anus menjadi robek atau rusak. Berhubungan seks melalui anus juga dapat menularkan penyakit berbahaya seperti Hepatitis C, HIV dan AIDS. Pada penularan penyakit ini, pasangan reseptif atau penerima memiliki peluang lebih tinggi karena lapisan rektum yang tipis dan mudah terluka. Sedangkan pada pasangan insertif dapat tertular penyakit melalui uretra atau luka kecil goresan dan luka terbuka pada penis.

Selain itu, dapat menyebabkan infeksi pada anus, nyeri berulang pada area anus dan terjadi pembengkakan. Bahkan penderitanya akan merasakan sakit saat buang air besar. Bahkan bisa mengalami alvi incontinence atau kondisi seseorang yang tidak dapat mengontrol kapan harus buang air besar. Hilangnya sensasi buang air besar ini karena sfingter anus yang rusak. Seks anal yang dilakukan dengan memaksa pasangan juga dapat menimbulkan trauma hingga gangguan psikologis.

(Foto: the guardian)

YesDok Ads