Bayi baru lahir hingga usia enam bulan hanya membutuhkan ASi atau susu formula. Bahkan bagi ibu yang memberikan ASI ekslusif pada anaknya, disarankan hingga si kecil berusia dua tahun. ASi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi si kecil.
Dalam beberapa kasus, ibu menyusui yang AS-Inya keluar namun tidak bisa menyusui si kecil karena beberapa kondisi. Sehingga mengharuskan ibu memberikan ASI melalui cara memompa ASI dan memberikannya dengan alat bantu dot atau botol susu. Untuk itu, penting bagi para orang tua mempelajari proses dan cara menyusui, termasuk mengetahui bagian-bagian payudara yang terlidat dalam produksi ASI.
Berikut bagian payudaya yang berperan sebagai “mesin” produksi ASI agar suskes menyusui:
Areola
Berfungsi memproduksi minyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola. Saat ibu menyusui, areola akan berubah menjadi besar dan melebar sebagai salah satu persiapan produksi ASI. Dalam menyusui areola juga berperan sebagai lingkaran target yang membantu bayi menemukan payudara.
Alveoli
Alveoli berada diujung saluran payudara. Alveoli merupakan tempat untuk memproduksi ASI. Alveoli berbentuk menyerupai ratusan kantong kecil penghasil ASI yang distimulus oksitosin. Hormon prolaktin juga memengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.Disekeliling alveoli terdapat sel-sel otot yang berkontraksi.
Duktus Laktiferus
Seperti yang dilansir dari lama IDAI, duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI).
Sinus Laktiferus
Saluran ASI yang melebar hingga membentuk kantong di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI. Semakin sering permintaan ASI maka semakin banyak pula ASI yang diproduksi. Begitu juga sebaliknya, serta payudara akan berhenti memproduksi ASI bila si kecil berhenti menyusu.
Jaringan lemak penyangga
Alveoli dan duktus laktiferus dikelilingi jaringan lemak penentu ukuran sekaligus payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak.
(Foto: webMD)