Asuhan Kasar Orang Tua Berpengaruh Terhadap Perilaku Anak

September 29, 2019 | Kaifia

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa menggunakan kekerasan fisik atau verbal untuk menghukum Anak dapat mendorong perilaku berisiko pada masa remaja, yang mengarah ke pencapaian pendidikan yang lebih rendah.

Disimpulkan dari sebuah analisis lebih dari 1000 murid, peneliti menemukan bahwa anak yang didik keras oleh orang tuanya rentan memiliki perilaku negatif pada masa remaja mereka. Dan dikaitkan oleh pencapaian pendidikan yang rendah ketika mereka menginjak umur 21 tahun. 

Pemimpin penelitian, Rochelle F. Hentges, dari Departemen Psikologi di University of Pittsburgh, PA, dan rekannya baru-baru ini melaporkan temuan mereka dalam jurnal Child Development.

Ini bukan penelitian pertama yang meneliti tentang pengasuhan keras orang tua terhadap anaknya dan dampak yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Umumnya didefinisikan sebagai berteriak, memukul, atau membuat ancaman fisik atau kasar sebagai bentuk hukuman dapat memengaruhi kestabilan emosi seorang anak dan dampak negatif di hari kemudian. 

Satu studi yang diterbitkan dalam PLOS One pada tahun 2014, mengasosiasikan pengasuhan anak yang keras dengan risiko lebih besar masalah emosional dan perilaku pada anak, sementara studi yang lebih baru yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology mengaitkan pengasuhan anak yang keras dengan pembelajaran yang lebih buruk dan prestasi akademik yang lebih rendah.

Untuk studi mereka, Hentges dan rekannya menetapkan untuk menunjukkan perilaku yang mungkin mengarah pada pencapaian pendidikan yang lebih rendah di antara individu yang terpapar pola asuh yang keras di masa kanak-kanak.

Para peneliti menganalis 1,060 data murid dari Maryland Adolescent Development in Context Study, mengikuti mereka dari kelas 7 hingga usia 21.

YesDok Ads

Melalui durasi pembelajaran, para siswa diminta untuk melaporkan paparan mereka terhadap pengasuhan yang keras, interaksi sosial mereka dengan teman sebaya, perilaku seksual, dan kenakalan.

Pencapaian pendidikan setiap siswa dinilai pada usia 21, ditentukan melalui jumlah tahun sekolah yang mereka selesaikan.

"Kami percaya penelitian kami adalah yang pertama menggunakan sejarah kehidupan anak-anak sebagai kerangka kerja untuk memeriksa bagaimana pengasuhan anak memengaruhi hasil pendidikan anak-anak melalui hubungan dengan teman sebaya, perilaku seksual, dan kenakalan," catat Hentges.

Dibandingkan dengan siswa yang memiliki pola asuh yang lebih halus di kelas 7, siswa yang memiliki pola asuh yang keras lebih cenderung menganggap teman sebaya mereka lebih penting daripada tanggung jawab lain seperti mematuhi aturan orang tua mereka ketika mereka naik kelas 9.

Hasilnya, tim menemukan bahwa siswa yang diasuh secara kasar ini lebih cenderung mengambil bagian dalam perilaku berisiko di kelas 11. Ini termasuk perilaku seksual yang lebih sering, memukul, mencuri, dan kenakalan lainnya.

(Foto: happyfamillies.com.au)

YesDok Ads