Apakah Tekanan Darah Bisa Berubah Selama Serangan Jantung?

March 15, 2020 | Kaifia

Seorang pria sedang diperiksa oleh dokter.

Selama serangan jantung, tekanan darah bisa naik, turun, atau tetap sama. Akibatnya, perubahan tekanan darah tanpa gejala lain bukanlah tanda dari serangan jantung.

Tekanan darah selama serangan jantung

Tekanan darah adalah kekuatan yang memompa darah di sekitar sistem peredaran darah.

Ketika aliran darah dibatasi atau diblokir sepenuhnya, otot jantung kekurangan oksigen. Ini mengarah pada serangan jantung.

Selama serangan jantung, tekanan darah bisa naik, turun, atau tetap konstan, tergantung pada bagaimana tubuh merespons.

Tekanan darah meningkat

Tekanan darah mungkin naik selama serangan jantung karena hormon, seperti adrenalin, dilepaskan. Hormon-hormon ini dilepaskan ketika respons "fight-or-flight" dipicu pada saat stres.

Respons otomatis ini mungkin membuat jantung berdetak lebih cepat dan lebih kuat.

Tekanan darah dan serangan jantung

Jika tekanan darah tinggi dibiarkan tidak diobati, itu dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Tekanan darah tinggi dapat menjadi ukuran seberapa keras jantung harus bekerja untuk memompa darah ke seluruh tubuh melalui arteri, itulah sebabnya dokter memantaunya.

Penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam arteri disebut plak. Seiring waktu, plak mengeras, menyebabkan arteri menyempit. 

YesDok Ads

Ketika plak pecah dari dinding arteri, gumpalan darah terbentuk di sekitar plak.

Serangan jantung dapat terjadi karena plak atau gumpalan darah menyebabkan suplai darah ke jantung terganggu atau tersumbat.

Kapan harus ke dokter?

Seseorang harus mengunjungi dokter jika mereka mengalami nyeri dada atau ketidaknyamanan, dengan atau tanpa gejala-gejala berikut:

  • Rasa sakit pada satu atau kedua lengan

  • Sakit di punggung, leher, rahang, atau perut

  • Sesak napas

  • Berkeringat

  • Mual

  • Pusing

Peningkatan tekanan darah, dimana tekanan sistolik lebih tinggi dari 180 atau tekanan diastolik mencapai 110 atau lebih, juga harus dirujuk ke dokter.

(Foto: nytimes.com)

YesDok Ads