Apakah Diet Berpengaruh Pada Insomnia?

February 04, 2020 | Kaifia

Seorang wanita sulit tidur

Insomnia dapat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Sebuah penelitian terhadap wanita berusia 50 tahun ke atas telah menemukan bahwa beberapa bagian dari diet kemungkinan besar berkontribusi terhadap gangguan tidur ini.

Para peneliti telah memperhatikan hal ini, karena banyak penelitian telah menyarankan bahwa insomnia bukan hanya gangguan ringan. Ini sebenarnya dapat dikaitkan dengan banyak hasil kesehatan negatif lainnya.

Menurut the Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), durasi tidur pendek dan gangguan tidur berhubungan dengan masalah kardiovaskular, diabetes, dan depresi.

Untuk alasan ini, spesialis telah mencari cara untuk mencegah atau mengobati insomnia dan gangguan tidur lainnya, mulai dengan mencari semua penyebab yang mungkin.

Penelitian yang ada telah meminta perhatian pada fakta bahwa diet dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Sekarang, sebuah studi dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York City, NY, menunjukkan bahwa diet tinggi karbohidrat olahan terutama gula tambahan terkait dengan risiko insomnia yang lebih tinggi. Ini, setidaknya, tampaknya menjadi kasus di antara perempuan berusia 50 dan lebih.

Para tim peneliti melaporkan penemuan ini yang sekarang muncul di The American Journal of Clinical Nutrition.

"Insomnia sering diobati dengan terapi perilaku kognitif atau obat-obatan, tetapi ini bisa mahal atau membawa efek samping," jelas penulis studi senior James Gangwisch, Ph.D.

YesDok Ads

Untuk mengerti apakah benar-benar ada hubungan antara pilihan makanan dan risiko insomnia, para peneliti mencari hubungan antara diet yang berbeda dan gangguan tidur.

Gangwisch dan rekannya menemukan hubungan antara risiko insomnia yang lebih tinggi dan diet yang kaya karbohidrat olahan. Ini termasuk makanan dengan tambahan gula, soda, nasi putih, dan roti.

Para peneliti mengingatkan bahwa tidak jelas dari analisis mereka apakah konsumsi karbohidrat olahan menyebabkan insomnia, atau bahwa orang yang mengalami insomnia lebih cenderung mengonsumsi karbohidrat olahan, terutama makanan bergula.

Namun, mereka mencatat bahwa ada mekanisme mendasar yang mungkin menjelaskan gula tambahan yang menyebabkan gangguan tidur.

"Ketika gula darah meningkat dengan cepat, tubuh Anda bereaksi dengan melepaskan insulin, dan penurunan gula darah yang dihasilkan dapat menyebabkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang dapat mengganggu tidur," jelas Gangwisch.

(Foto: mysleepapneamd.com)

YesDok Ads