Apa yang Menjadi Penyebab Penyakit Lupus?

February 21, 2023 | Claudia

Penyebab Penyakit Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun jangka panjang, di mana sistem kekebalan tubuh yang harusnya bertugas melindungi tubuh, justru berbalik menyerang jaringan yang sehat. Apa yang menjadi penyebab penyakit lupus terjadi?

Penyebab penyakit lupus

Lupus adalah kondisi autoimun, namun penyebab pastinya masih belum jelas. Sistem kekebalan adalah jaringan kompleks yang terdiri dari organ, jaringan, dan sel. Sistem kekebalan melindungi tubuh dengan melawan benda asing, seperti virus, bakteri, jamur, dan racun. Sistem kekebalan juga membersihkan sel-sel mati atau rusak.

Sistem kekebalan melindungi tubuh dengan memproduksi protein berbentuk Y yang disebut dengan antibodi. Antibodi dapat menetralkan ancaman atau mengirim sinyal ke sel lain untuk menghilangkannya. Sel darah putih yang disebut limfosit B, menghasilkan antibodi ini.

Ketika seseorang memiliki kondisi autoimun, seperti lupus, sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan antara zat yang tidak diinginkan dan jaringan sehat. Tubuh menganggap dirinya asing, sehingga mulai menyerang jaringan yang sehat.

Sistem kekebalan mengarahkan antibodi pada jaringan sehat dan zat lain yang tidak diinginkan, ini menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kerusakan jaringan.

Hingga saat ini, para ahli kesehatan belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan lupus, namun mereka yakin bahwa lupus disebabkan oleh banyak faktor. Penelitian menunjukkan bahwa karena faktor genetik, tubuh penderita lupus mungkin tidak bisa membersihkan sel-sel yang telah mati dengan baik.

Sel-sel mati yang tersisa dapat menyebabkan produksi autoantibodi, seperti ANA, yang menyerang tubuh dan menyebabkan gejala lupus.

Faktor risiko

Lupus dapat berkembang sebagai respons terhadap beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut yakni:

Faktor hormonal

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi tubuh. Hormon mengontrol dan mengatur aktivitas sel dan organ tertentu. Aktivitas hormonal dapat menjelaskan faktor risiko seperti jenis kelamin dan usia.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa wanita berusia antara 15 hingga 44 tahun, memiliki risiko sembilan kali lebih mungkin untuk menderita lupus dibandingkan pria.

Gejala dan diagnosis lupus sering terjadi antara usia 15 hingga 45 tahun, atau selama usia-usia produktif. Akan tetapi, 20% kasus lupus juga muncul setelah seseorang berusia 50 tahun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan estrogen, yakni hormon seks yang cenderung diproduksi lebih banyak oleh wanita dibanding pria, dapat meningkatkan risiko kondisi autoimun seperti lupus.

Hasil penelitian ini didukung oleh banyaknya wanita yang mengalami lebih banyak gejala lupus sebelum menstruasi dan selama kehamilan, yakni ketika kadar estrogen mereka menjadi lebih tinggi.

YesDok Ads

Meski penelitian lebih lanjut diperlukan, keberadaan hormon seks tertentu bisa menjelaskan mengapa lupus lebih umum terjadi pada wanita.

Faktor genetik

Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, para ahli kesehatan telah mengidentifikasi gen tertentu yang berperan dalam respons sistem kekebalan tubuh, yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit lupus pada seseorang.

Bukti menunjukkan  bahwa ada kemungkinan yang lebih tinggi pada seseorang untuk mengalami lupus, jika ada anggota keluarga yang juga mengidapnya. Hal ini semakin mendukung kemungkinan bahwa faktor genetik juga bisa menjadi faktor risiko lupus.

Studi pada orang kembar menunjukkan bahwa jika salah satu kembar identik menderita lupus, maka yang lain juga berpeluang sebanyak 24% untuk mengalami lupus.

Lupus juga dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat lupus pada keluarga, namun ada kondisi autoimun lain yang terjadi di dalam keluarga.

Lingkungan

Faktor lingkungan juga bisa menjadi faktor risiko lupus, seperti paparan bahan kimia tertentu atau infeksi virus, yang bisa memicu terjadinya lupus pada orang yang memang sudah rentan secara genetik.

Faktor lingkungan yang dapat menjadi pemicu lupus antara lain:

Merokok: Paparan komponen beracun dari asap rokok juga dapat menyebabkan mutasi genetik dan aktivasi gen yang terkait dengan lupus eritematosus sistemik (SLE).

Paparan sinar matahari: Radiasi yang berasal dari sinar matahari langsung dapat memperburuk gejala SLE yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji apakah hal tersebut dapat menjadi faktor risiko berkembangnya SLE. radiasi sinar UV dapat menyebabkan kerusakan sel dan mutasi genetik yang mungkin terlibat dalam perkembangan SLE.

Infeksi: Infeksi virus Epstein-Barr lebih sering terjadi pada orang dengan SLE. Ini menunjukkan bahwa infeksi virus tersebut berperan dalam perkembangan kondisi lupus bagi orang-orang yang rentan.

Polutan: Dengan cara yang mirip dengan paparan asap rokok, polusi udara dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan SLE.

YesDok menyediakan dokter profesional yang memungkinkan Anda berkonsultasi dari mana saja dan kapan saja. Konsultasi keluhan dan tanya dokter mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

YesDok Ads