Apa Itu Skin Fasting? Saat Anda Meninggalkan Perawatan Kulit

September 17, 2022 | Claudia

Skin Fasting

Apakah Anda selama ini senantiasa melakukan rutinitas perawatan kulit setiap harinya, baik di pagi dan malam hari sebelum tidur? Melakukan rutinitas perawatan kulit atau skincare routine memang diperlukan, untuk menjaga kulit tetap sehat dan cantik. Tapi, pernahkah Anda mencoba metode skin fasting yang disebut bikin kulit tambah glowing?

Apa itu skin fasting? Skin fasting adalah sebuah cara atau teknik meminimalisasi rutinitas perawatan kulit, atau bahkan tidak melakukannya sama sekali, untuk jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain seperti mendetoksifikasi kulit dari berbagai produk perawatan kulit.

Prinsip dari skin fasting adalah mengurangi atau bahkan tidak memakai skincare sama sekali, yang dimaksudkan agar kulit dapat mengembalikan keseimbangannya yang berubah akibat paparan bahan kimia dari skincare.

Menurut seorang dokter spesialis kulit asal Amerika Serikat, Deanne Robinson, saat memakai skincare kita diibaratkan seperti sedang “melatih” kulit mengenai apa yang harus dilakukan kulit, dan dengan demikian, kulit bisa mengubah atau bahkan mengabaikan mekanisme alaminya untuk diri sendiri.

Misalnya, mengoleskan pelembap atau face oil bisa memberikan sinyal ke sel-sel kulit, bahwa kulit tidak perlu memproduksi sebum alami terlalu banyak, karena sudah ada pelembap atau face oil yang kita aplikasikan ke kulit. Ini kemudian mencegah kulit kita menjadi terlalu berminyak.

Sementara saat melakukan skin fasting, kita menghentikan sementara pemakaian dari produk-produk skincare, sehingga kulit akan bekerja secara alami seperti semula, sebagaimana asalnya. Menghentikan pemakaian skincare, membuat kulit “mengatur ulang” mekanisme alami yang dimilikinya, dan pada gilirannya, ini bisa meningkatkan fungsi kulit.

Dengan kata lain, skin fasting berarti kita memberikan kulit cukup waktu untuk bisa lepas dari zat aditif, sehingga kulit akan kembali ke fungsi awalnya, seolah kita “menekan tombol riset” pada kulit, dan kulit bekerja sesuai fungsi awalnya.

Namun, apakah hasilnya akan sama pada setiap orang?

Patut untuk diingat, kulit setiap orang berbeda-beda, dan layaknya pemakaian skincare, melakukan skin fasting pun mungkin akan memberikan pengalaman dan hasil yang berbeda antarsatu individu dengan individu lainnya. Beberapa orang mungkin cocok melakukan skin fasting, beberapa lainnya mungkin mengalami masalah yang lebih parah pada kulit ketika mencoba skin fasting. Untuk itu, lakukanlah mana yang paling nyaman untuk Anda dan kulit Anda.

Para ahli kesehatan pun mengingatkan, ada baiknya untuk melakukan skin fasting secara bertahap, misalnya, Anda bisa mulai dari menghentikan penggunaan toner terlebih dahulu, beberapa hari kemudian penggunaan serum, kemudian pelembap, dan lain sebagainya. Ini untuk mencegah terjadinya masalah kulit, jika skin fasting dilakukan secara bersamaan.

Siapa yang paling membutuhkan skin fasting?

Jika Anda memiliki kulit sensitif, maka mungkin skin fasting sangat Anda perlukan. Penggunaan bahan aktif yang berlebihan dapat menyebabkan sejumlah masalah, seperti kulit kering dan iritasi. Jika Anda merasa kulit Anda perlu istirahat dari pemakaian bahan-bahan aktif yang kuat, seperti retinol, AHA dan BHA, bahkan vitamin C, maka cobalah untuk melakukan skin fasting.

Akan tetapi, para ahli kesehatan kulit tidak menyarankan Anda untuk melepas atau meninggalkan pemakaian sunscreen, karena biar bagaimanapun, kulit Anda tetap harus dilindungi dari paparan sinar ultraviolet yang berbahaya. Saat kulit tidak dilindungi sunscreen ini justru bisa mengundang banyak masalah di kulit, seperti jerawat, kulit terbakar, dan bahkan dalam jangka panjang, ini juga bisa meningkatkan risiko kanker kulit.

Mulailah skin fasting dari menghentikan produk yang memiliki bahan aktif yang kuat, yang lebih rentan memicu iritasi. Dua perawatan kulit yang paling mungkin Anda butuhkan hanyalah pelembap dan sunscreen.

Jadi, mau tetap coba melakukan skin fasting? Semoga berhasil!

(Foto: healthshots.com)

YesDok Ads