Apa itu Gejala Gangguan Stres Akut?

October 16, 2019 | Kaifia

Gangguan stres akut atau ASD adalah kondisi kesehatan mental yang dapat terjadi segera setelah peristiwa traumatis. Ini dapat menyebabkan berbagai gejala psikologis dan, tanpa pengobatan, dapat menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Gangguan stres akut memiliki banyak kesamaan dengan gangguan stres pasca-trauma. Beberapa orang mungkin mengalami PTSD setelah mereka sembuh dari ASD.

Apa itu ASD?

ASD adalah diagnosis psikologis yang relatif baru. The American Psychiatric Association pertama kali memperkenalkannya ke edisi keempat Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Kesehatan Mental pada tahun 1994.

Meskipun memiliki banyak gejala yang sama dengan PTSD, ASD adalah diagnosis yang berbeda.

Seseorang dengan ASD mengalami tekanan psikologis segera setelah peristiwa traumatis. Tidak seperti PTSD, ASD adalah kondisi sementara, dan gejala biasanya bertahan selama setidaknya 3 hingga 30 hari setelah peristiwa traumatis.

Penyebab

Seseorang bisa berisiko terkena ASD setelah kerap mengalami kejadian yang traumatis. Kejadian traumatis ini secara signifikan bisa menyebabkan bahaya secara fisik, emosional maupun psikis. 

Gejala

Orang yang mengalami ASD mengalami gejala yang mirip dengan PTSD dan gangguan stres lainnya.

Gejala ASD termasuk dalam lima kategori besar, yaitu

  • Gejala intrusi

Ini terjadi ketika seseorang tidak dapat berhenti mengunjungi kembali peristiwa traumatis melalui ingatan, atau mimpi.

  • Mood negatif

Seseorang mungkin mengalami pikiran negatif, kesedihan, dan suasana hati yang buruk.

  • Gejala disosiatif

Ini dapat mencakup perubahan realitas, kurangnya kesadaran tentang lingkungan, dan ketidakmampuan untuk mengingat bagian dari peristiwa traumatis.

  • Gejala penghindaran

Orang-orang dengan gejala-gejala ini dengan sengaja menghindari pikiran, perasaan, orang-orang, atau tempat-tempat yang mereka asosiasikan dengan peristiwa traumatis.

  • Gejala gairah

Ini dapat termasuk insomnia dan gangguan tidur lainnya, sulit berkonsentrasi, dan mudah marah atau agresi, yang dapat berupa verbal atau fisik. Orang itu mungkin juga merasa tegang atau waspada dan mudah dikejutkan

Pencegahan

Menghindari kejadian traumatis yang pernah Anda alami dapat mengganggu fokus Anda kepada aktivitas sehari-hari. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko ASD, yaitu

  • Berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental setelah peristiwa traumatis.

  • Mencari dukungan dari keluarga dan teman.

  • Mendapatkan perawatan untuk gangguan kesehatan mental lainnya.

  • Bekerja dengan pelatih perilaku untuk mengembangkan penyembuhan yang efektif.

  • Mendapatkan pelatihan persiapan jika pekerjaan seseorang melibatkan risiko tinggi terhadap peristiwa traumatis.

(Foto: Healthline.com)

YesDok Ads