Apa Itu Gangguan Stres Pascatrauma dan Bagaimana Gejalanya?

August 18, 2022 | Claudia

Gangguan Stres Pascatrauma

Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah salah satu gangguan mental yang merupakan bentuk dari gangguan kecemasan. Kondisi ini biasanya muncul akibat kejadian tragis atau traumatis yang pernah dialami atau disaksikan.

Gangguan stres pascatrauma dapat membuat penderitanya tidak bisa melupakan kejadian traumatis atau sebaliknya tidak mau mengingat pengalaman tersebut. Mereka juga sering berpikir negatif terhadap diri sendiri dan dunia di sekitarnya.

Seseorang dengan gangguan stres pascatrauma biasanya pernah mengalami kejadian traumatis, seperti kecelakaan serius, serangan fisik, pemerkosaan atau pelecehan seksual, perang, penyiksaan, hingga bencana alam.

Gangguan stres pascatrauma ini dapat berkembang, segera setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, atau dapat terjadi juga pada berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun setelahnya.

Gejala gangguan stres pascatrauma dapat sangat mengganggu. Seseorang bahkan mungkin kehilangan kemampuannya untuk bekerja dan beraktivitas normal. Masalah kesehatan mental ini bahkan juga bisa memengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Ada beberapa gejala gangguan stres pascatrauma yang bisa dialami seseorang, seperti:

Menghindari pembicaraan atau pemikiran mengenai peristiwa traumatis

Seseorang dengan gangguan stres pascatrauma akan memilih untuk menghindar dari peristiwa yang dapat mengingatkan mereka akan trauma yang mereka alami. Ini dapat menyebabkan mereka kehilangan minat dalam menjalani aktivitas sehari-hari, dan membuat mereka mengucilkan diri dari teman-teman hingga keluarga mereka.

Mengalami kembali peristiwa traumatis

Terjadi kilas balik dari peristiwa traumatis, baik melalui ingatan atau mimpi buruk yang mengganggu. Beberapa gejala fisik yang juga dapat terjadi seperti berkeringat, detak jantung menjadi cepat, dan serangan panik.

Hyperarousal

Penderita gangguan stres pascatrauma kerap merasa cemas dan gelisah tanpa alasan tertentu. Mereka juga hampir selalu mengalami kewaspadaan yang tinggi, seperti saat mengalami trauma. 

Efek utama yang disebabkan dari kondisi hyperarousal adalah tubuh secara terus menerus mengalami kondisi stres kronis. Hyperarousal bahkan dapat membuat seseorang yang mengalaminya menjadi kesulitan dalam berkonsentrasi dan mudah marah atau bersikap agresif.

Beberapa orang yang telah mengalami peristiwa traumatis kadang merasa bahwa mereka telah berhasil mengatasinya, sampai mereka dihadapkan kembali dengan suatu peristiwa atau ingatan yang dapat memicu gejala gangguan stres pascatrauma terjadi kembali.

Seseorang yang dengan gangguan stres pascatrauma juga dapat mengembangkan gangguan kecemasan lain, seperti fobia sosial atau social anxiety disorder, depresi, dan juga masalah dengan penyalahgunaan alkohol dan narkoba. 

(Foto: my.viewmedica.com)

YesDok Ads