Aktivitas Fisik Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

May 04, 2021 | Iman

Aktivitas fisik

Seperti diketahui, tekanan darah tinggi atau hipertensi termasuk salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang tertinggi di Indonesia. 

Berdasarkan RISKESDAS 2018, prevalensinya pada usia >18 mencapai 34,1%. Yang berarti, 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi.

Hipertensi melibatkan banyak faktor penyebab dan perlu diatasi dengan serius, karena memiliki risiko komplikasi ke lima organ penting: otak (stroke), mata (retinopati hipertensi), jantung (penyakit jantung koroner sampai dengan gagal jantung), ginjal (gagal ginjal kronis), dan pembuluh darah perifer. Seseorang disebut menderita hipertensi bila tekanan sistolik >140 mmHg, dan diastolik >90 mmHg.

Para ahli menjelaskan Latihan fisik merupakan salah satu kunci penting untuk menurunkan tekanan darah. 

Berlatih fisik secara rutin dan teratur akan memperkuat jantung, sehingga organ vital ini bisa memompa darah dengan lebih mudah. 

Dengan jantung tidak perlu bekerja keras, tekanan pada pembuluh darah pun turun, sehingga tekanan darah akan lebih rendah, dan kita terhindar dari risiko hipertensi.

Kementerian Kesehatan juga menganjurkan untuk melakukan latihan fisik rutin dan teratur 5x seminggu, dengan total 150 menit/minggu. Latihan fisik sebaiknya menggabungkan antara latihan kardio, kekuatan dan fleksibilitas.

Bagi yang sudah memiliki hipertensi, tentu ada rambu-rambu tertentu untuk melakukan latihan fisik, agar tetap aman. Mereka yang menderita hipertensi disarankan untuk melakukan latihan fisik jenis aerobik, dengan intensitas ringan – sedang, misalnya berjalan kaki, bersepeda santai, atau berenang.

Sementara itu, Melakukan latihan fisik berat justru bisa berbahaya bagi penderita hipertensi karena Tekanan darah dan denyut jantung bisa tidak terkontrol, dan akibatnya bisa fatal.

Sangat penting untuk memonitor tekanan darah, denyut jantung, dan saturasi oksigen selama berolahraga.

Tidak hanya dialami oleh orang tua, mereka yang berusia muda dan produktif pun bisa menderita hipertensi. Sementara itu, penanganan hipertensi tidak mudah, salah satunya karena rendahnya kepatuhan minum obat pasien. Sehingga pemantauan tekanan darah memegang peran penting.

YesDok Ads