Adakah Risiko Melompat Saat Hamil?

September 13, 2022 | Claudia

Risiko Melompat Saat Hamil

Ibu hamil masih boleh berolahraga, akan tetapi, tetap harus menyesuaikan kondisi kehamilan dengan jenis olahraga yang dilakukan. Lalu, bagaimana dengan jenis olahraga yang membutuhkan banyak gerakan seperti melompat, adakah risiko melompat saat hamil?

Olahraga adalah aktivitas yang menyehatkan, dan boleh dilakukan siapa saja, termasuk ibu hamil. Terlebih, bagi ibu hamil yang memang sudah aktif bergerak dari sebelum masa kehamilan, maka tetap berolahraga adalah jalan terbaik untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit, meski dalam kondisi hamil.

Meski tergolong aktivitas yang aman, namun ibu hamil tetap disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan sebelum melakukan jenis olahraga apa pun. Ini untuk memastikan keamanan kondisi kehamilan, sekaligus mencari olahraga apa yang tepat untuk dilakukan sesuai kondisi tubuh dan kehamilan.

Melompat saat hamil sebenarnya masih aman dilakukan, terutama di trimester awal kehamilan. Ini karena pada masa awal kehamilan, kantung ketuban mampu melindungi bayi dari getaran, benturan, atau guncangan ringan akibat melompat. 

Namun ketika sudah memasuki trimester kedua dan ketiga masa kehamilan, ibu hamil sebaiknya mengganti jenis olahraga yang dilakukan. Beralihlah ke olahraga ringan, seperti yoga atau berenang. Ini karena saat menginjak trimester kedua masa kehamilan, perut ibu hamil sudah semakin besar, sementara tekanan kuat saat melompat dikhawatirkan bisa membahayakan kondisi janin dalam kandungan.

Ada beberapa risiko melompat saat hamil, terutama jika dilakukan secara berlebihan dan kehamilan sudah memasuki masa-masa trimester kedua atau ketiga. Beberapa risiko melompat saat hamil yang perlu diwaspadai adalah:

  • Memicu kontraksi
  • Perdarahan pada vagina
  • Kelahiran prematur
  • Tekanan berlebih pada rahim ke serviks
  • Cedera pada ligamen dan sendi

Lompatan ringan mungkin masih aman untuk dilakukan, akan tetapi lompatan yang tinggi sampai harus membuat kaki mengangkang dan menciptakan hentakan keras saat mendarat ke bawah mesti dihindari. Ini karena rahim bisa menekan serviks setiap kali kaki menjejak ke tanah, dan ini bisa memicu terjadinya kontraksi.

Hal paling aman untuk menghindari risiko-risiko ini adalah dengan melakukan aktivitas dan latihan fisik yang ringan, sehingga kondisi tubuh bisa tetap prima, tanpa membahayakan kondisi kehamilan dan bayi dalam kandungan. Ingatlah untuk selalu mengonsultasikan dulu dengan dokter kandungan mengenai kondisi dan jenis olahraga apa yang akan Anda lakukan, demi menjaga keamanan kondisi tubuh Anda dan si buah hati.

(Foto: runtastic.com)

YesDok Ads