5 Mitos Tentang Virus Corona yang Wajib Anda Ketahui

March 04, 2020 | Helmi

mitos virus corona

Saat virus corona terus menjangkiti banyak orang di seluruh dunia, beragam informasi dan berita juga ikut menyebar di dunia maya. Tidak hanya informasi berisi fakta, ada juga mitos dan hoaks yang mengikutinya.

Selain meresahkan, informasi yang salah dan menyesatkan juga dapat menimbulkan kepanikan. Berikut ini beberapa mitos yang harus Anda ketahui terkait wabah virus corona:

Mitos: Masker wajah dapat melindungi Anda dari virus

Masker bedah standar tidak dapat melindungi Anda dari virus corona, karena mereka tidak dirancang untuk memblokir partikel virus.

Sebaliknya, masker bedah justru dapat membantu mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus lebih lanjut dengan memblokir tetesan pernapasan yang bisa dikeluarkan dari mulut mereka.

Mitos: Virus corona diciptakan di laboratorium

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu buatan manusia. SARS-CoV-2 sangat mirip dengan dua coronavirus lain yang telah memicu wabah dalam beberapa dekade terakhir, SARS-CoV dan MERS-CoV, dan ketiga virus tersebut tampaknya berasal dari kelelawar.

Singkatnya, karakteristik SARS-CoV-2 sejalan dengan apa yang kita ketahui tentang virus corona saat ini, yang berasal dari hewan dan menularkan ke manusia.

Mitos: Hewan peliharaan dapat menyebarkan virus corona

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing, bahkan dapat terinfeksi virus corona, apalagi menyebarkannya ke manusia. Namun, tidak ada salahnya mencuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan hewan peliharaan. Tindakan itu melindungi Anda dari bakteri umum, termasuk E.coli dan Salmonella, yang dapat menyebar dari hewan peliharaan dan manusia.

YesDok Ads

Mitos: Anak-anak tidak dapat terjangkit virus corona

Anak-anak pasti dapat tertular virus corona, meskipun beberapa temuan awal menunjukkan bahwa mereka mungkin lebih kecil tertular virus daripada orang dewasa. Hingga Rabu (26 Februari), Italia telah mendiagnosis 400 kasus COVID-19, termasuk lima kasus pada anak-anak usia 4 hingga 19, menurut Guardian.

Sebuah studi Cina dari provinsi Hubei menemukan bahwa lebih dari 44.000 kasus COVID-19, sekitar 2,2% terjangkit pada anak-anak di bawah usia 19 tahun. Sebaliknya, anak-anak lebih cenderung tertular influenza pada tahun tertentu, dibandingkan dengan orang dewasa.

Namun, jumlah kasus virus corona yang didiagnosis pada anak-anak mungkin dianggap remeh - dalam studi kasus dari China, anak-anak tampaknya kurang mungkin mengembangkan penyakit parah. Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa banyak anak dapat terinfeksi dan menularkan penyakit ini, tanpa menunjukkan banyak gejala.

Mitos: Tidak aman menerima paket dari China

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetap aman untuk menerima paket yang berasal dari China. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa virus corona tidak dapat bertahan lama pada objek di permukaan, seperti surat dan paket

Sebuah studi terdahulu menemukan bahwa virus corona dapat bertahan di permukaan seperti logam, kaca atau plastik selama sembilan hari, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di The Journal of Hospital Infection. Tetapi permukaan yang ada dalam kemasan tidak ideal untuk virus dapat bertahan hidup.

Indonesia positif kasus Corona! Ragu ke rumah sakit? Tanya langsung ke YesDok. Konsultasi cepat dan gampang. 

(Foto: Gopusa)

YesDok Ads