5 Kebiasaan yang Ternyata Salah Menurut Medis

October 04, 2019 | Aqiyu

Di Indonesia banyak beredar mitos mengenai kesehatan yang sangat bertentangan dengan dunia medis. Sayangnya, mitos ini dipercaya dan lama kelamaan menjadi kebiasaan yang dianggap normal. Berikut kebiasaan yang sering dilakukan tapi ternyata salah menurut medis:

Menegakkan kepala saat mimisan. Jangan melakukan kesalahan ini terus menerus. Saat mimisan terjadi jangan menegakkan atau menengadahkan kepala dengan alasan agar darah tidak keluar terus menerus. Hal ini justru akan menimbulkan komplikasi karena darah akan mengalir menuju kerongkongan. Lalu memicu Anda tersedak dan darah masuk ke saluran pernapasan. Parahnya lagi jika darah mimisan tersebut masuk ke lambung akan menyebabkan iritasi lalu mengeluarkan darah tersebut melalui muntah.

Penderita cacar dan campak tidak boleh mandi. Sudah dipercaya turun temurun jika sedang terkenaa cacar dan campak tidak boleh mandi karena akan membuat cacar atau campak menyebar dan semakin banyak. Itu adalah mitos, karena dalam dunia medis penderita cacar dan campak disaran untuk tetap menjaga kebersihan kulit dengan mandi. Hal ini bertujuan untuk mencegah perluasan penyakit.

Pakaian tebal saat demam. Sering kali kita menjumpai orang-orang yang pakaian tebal atau selimut tebal saat demam. Padahal pakaian atau selimut tebal yang digunakan saat demam dapat menambah suhu badan menjadi lebih tinggi. Disarankan menggunakan pakaian berbahan tipis dan nyaman meski tubuh merasa dingin saat demam.

YesDok Ads

Mandi malam menyebabkan reumatik. Nampaknya hal ini sudah dipercaya sejak lama. Sampai saat kebenarannua belum benar-benar teruji. Jika tubuh Anda dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi malam untuk kebersihan, Anda dapat mandi di malam hari. Bagi penderita reumatik sendiri jika ingin mandi pada malam hari sebaiknya menggunakan air hangat.

Kerokan saat masuk angin. Kerokan saat masuk angin adalah hal yang salah karena medis tidak menganjurkan seperti itu. Jika Anda merasa lebih baik setelah kerokan itu bukan karena angin telah keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi pada kulit. Dimana tubuh sudah merasakan sakit lalu ditambah dengan sakit akibat kerokan sehingga membuat seolah-olah rasa sakit tersebut menghilang. 

(Foto: self.com)

YesDok Ads