Diet
+1

3 Mitos Gula yang Harus Diungkap

January 21, 2021 | Claudia

Gula

Setiap harinya, kita mengonsumsi gula dalam berbagai bentuk. Gula merupakan karbohidrat yang larut. Ada berbagai macam jenis gula, yakni gula sederhana atau monosakarida, termasuk glukosa dan fruktosa. Gula pasir merupakan gula majemuk atau disakarida, yang dikenal sebagai sukrosa, yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Selama pencernaan, tubuh memecah disakarida menjadi monosakarida.

Meski gula telah kita konsumsi setiap harinya, masih saja beredar banyak sekali mitos, terutama yang menyudutkan gula sebagai sumber penyakit. Untuk itu, mari kita ulas mitos salah kaprah yang beredar seputar gula.

Mitos: Gula membuat ketagihan

Mitos ini sering sekali digaungkan, namun benarkah demikian? Nyatanya, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa gula dapat membuat ketagihan, meskipun gula memiliki efek psikologis, termasuk menghasilkan kesenangan. Perilaku seperti kecanduan terhadap gula hanya terlihat pada sebagian kecil individu yang mengalami obesitas. Namun yang perlu kita ingat, gula dapat mendorong konsumsi makanan yang berlebihan, di samping potensi kecanduannya.

Mitos: Gula membuat anak hiperaktif

YesDok Ads

Mitos ini dipercaya oleh banyak orang tua di seluruh dunia. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa gula dapat meningkatkan hiperaktif pada sebagian besar anak. Misalnya, meta-analisis tahun 1995 di JAMA yang menggabungkan data dari 23 eksperimen di 16 makalah ilmiah. Meta-analisis ini kemudian menyimpulkan, dari studi yang dilaporkan hingga saat ini menemukan bahwa gula (terutama sukrosa) tidak memengaruhi perilaku atau kinerja kognitif anak-anak.

Mitos: Gula menyebabkan diabetes

Mitos lain yang relatif umum adalah bahwa gula dapat secara langsung menyebabkan diabetes. Padahal, tidak ada hubungan langsung antara keduanya. Namun, banyak yang menyangkal hal ini karena memang ada hubungan intrinsik antara kadar gula darah dan diabetes.

Kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko diabetes tipe-2, dan mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi memang meningkatkan kemungkinan berkembangnya dua kondisi ini. Namun, gula bukanlah penyebab langsung diabetes tipe-2, melainkan adanya faktor risikolah yang kemudian berpengaruh menyebabkan seseorang mengalami diabetes. Sedangkan untuk diabetes tipe 1, faktor makanan dan gaya hidup tidak berperan.

(Foto:tasteofhome.com)

YesDok Ads