Sobat YesDok, anda pasti mengetahui jika gaya hidup seorang pria mempengaruhi kualitas sperma. Namun kurangnya sosialisasi dan kesadaran pentingnya menjaga kualitas sperma, menyebabkan maraknya kasus infertilitas terjadi berasal dari pria.
Tentunya bagi anda khususnya pasutri yang baru saja menikah dan ingin segera memiliki anak, harus mengetahui resiko yang mungkin saja terjadi pada kesehatan reproduksi dan kualitas sperma pasangan anda.
Namun jika suami anda didiagnosa teratozoospermia anda jangan terlalu khawatir, sebaiknya menyimak lebih dalam penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.
Mengenal Teratozoospermia
Teratozoospermia merupakan kondisi seorang pria memiliki jumlah sel sperma yang abnormal lebih banyak hingga mencapai 85%. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi proses pembuahan dan menyebabkan kesulitan untuk dapat memiliki anak kedepannya.
Teratozoospermia monomorfik yaitu kelainan unik pada bentuk sperma, antara lain:
- Makrozoospermia
Disebut sebagai sindrom kepala sperma makrosefali (ukuran kepala sperma lebih besar).
- Globozoospermia
Dikenal sebagai kelainan pada sperma yaitu sindrom sperma kepala bulat.
Kesehatan sperma juga diukur dari beberapa hal di bawah ini, antara lain:
- Volume air mani
- Jumlah total sperma
- Konsentrasi sperma
- Vitalitas (presentasi hidup)
- Gerakan (motilitas)
Berikut ini beberapa penyebab Teratozoospermia, antara lain:
- Faktor keturunan atau genetik
- Insomnia
- Mengidap diabetes
- Cedera
- Kebiasaan merokok
- Malnutrisi
- Konsumsi alkohol
- Penyalahgunaan obat-obatan
- Masalah testis
- Infeksi pada air mani
Berikut ini beberapa penangananya, antara lain:
- Mengonsumsi vitamin dan antioksidan
- Melakukan terapi hormon
- Merubah kebiasaan buruk menjadi pola hidup sehat
- Lakukan olahraga secara rutin
- Hindari obesitas
- Penuhi asupan gizi yang cukup
- Hindari memakai celana yang ketat
Namun anda harus segera memeriksakan diri kepada dokter agar dapat segera dilakukan penyembuhan, sehingga memiliki harapan untuk bisa memiliki anak dengan presentasi yang besar di kemudian hari.
REFERENSI
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4380889/
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17201-male-infertility