JANGAN PILIH KASIH BUND, ANAK BISA ALAMI GLASS CHILD SYNDROME SIMAK BAHAYANYA!

November 15, 2023 | Dea

glass child syndrome, dampak glass child, penyebab glass child, trauma inner child, trauma diabaikan, mental anak dengan saudara disabilitas, mental health, psikologis,  yesdok

Sobat Yesdok, pernahkah anda mendengar pernyataan terkait anak yang memiliki saudara atau kembaran yang mengalami disabilitas atau penyakit kronis, keberadaannya menjadi sangat transparan layaknya gelas kaca? eksistensinya terasa, namun cenderung seperti tidak terlihat ataupun diabaikan.
 

Kondisi ini disebut sebagai glass child syndrome, untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini, sebagai berikut.


 

Mengenal Glass Child Syndrome
 

Glass child syndrome merupakan kondisi non-medis, hal ini umum dialami oleh beberapa anak yang memiliki saudara atau kembaran berkebutuhan khusus (disabilitas) ataupun penyakit kronis tertentu. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan kekuatan dan ciri khas dari ketegaran anak-anak yang menjalani kehidupan berdampingan dengan penyandang disabilitas atau mengidap penyakit kronis tertentu.
 

Setiap emosi yang dirasakan oleh anak yang mengalami glass child syndrome turut merasakan kemarahan, sedih, frustasi, ketakutan, kekhawatiran,  dan krisis identitas. Namun mereka akan selalu menutupi emosi tersebut sebagai coping mechanism saat berhadapan dengan orang tuanya. Perasaan diabaikan ini sangat menyukainya, karena dirinya juga turut merasakan iba dan mengerti atas kondisi tersebut. Dengan kata lain, pengidap nya juga memaksa dirinya untuk lebih pengertian.
 

Berdasarkan Journal Of Pediatric Psychology, para peneliti mengamati  terdapat dampak signifikan yang kecil terhadap pengidap glass child syndrome. Mereka lebih cenderung mengalami  masalah internalisasi dan tidak berusaha untuk mencari bantuan kepada orang tuanya. Hasilnya bervariasi berdasarkan usia karena menunjukkan dampak  yang lebih negatif terhadap saudara yang berusia lebih dewasa. Selain itu resikonya bervariasi, tergantung tingkat penyakitnya. 
 

Anak-anak yang telah mencapai usia sembilan dan sepuluh tahun keatas diketahui lebih cenderung menyadari dan memahami tanggung jawab untuk bersikap relasional dengan mempertimbangkan perasaan dan kebahagiaan orang lain ketika bersikap dan mengambil keputusan terutama dalam keluarga  (Such & Walker, 2004).
 

Penelitian lainnya juga menjelaskan bahwa 58% remaja dengan saudara kandung yang mengalami disabilitas lebih mungkin mengalami emosi yang tidak terekspresikan dibandingkan saudara lainnya (Opperman & Alant, 2009).

 

Berikut ini dampak yang dialami oleh pengidap glass children, antara lain:

 

  • Rentan mengalami anxiety atau kecemasan
     
  • Rentan mengalami depresi
     
  • Selalu menarik diri dan mengisolasi diri dari lingkup sosial
     
  • Rentan mengidap krisis identitas
     
  • Kehilangan minat dalam segala hal
     
  • Selalu bertindak aneh untuk mendapatkan perhatian
     
  • Selalu menekan dan memaksakan diri


 

Sebagai orang tua yang bijaksana sebaiknya anda mulailah mengambil langkah pendekatan diri kembali dengan anak anda. Karena kurangnya perhatian dan kasih sayang anda terhadap dirinya sejak lama, beresiko menciptakan trauma inner child pada dirinya yang sangat berdampak pada perkembangan psikologisnya di masa depan.
 

 

Jika anda memiliki keluarga dengan riwayat tersebut, sebaiknya anda mengarahkannya untuk berkonsultasi kepada psikolog. Karena penyebab ini dapat membuatnya rentan mengidap gangguan mental di masa depan. 

Jika bingung harus mulai darimana, anda dapat berkonsultasi secara video call melalui YesDok tanpa harus keluar rumah. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.




 

REFERENSI


 

https://www.charliehealth.com/post/what-is-glass-child-syndrome

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/casp.2602

https://www.parents.com/what-is-a-glass-child-7484407

 

YesDok Ads