Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja

April 06, 2023 | Iman

diabetes pada anak

Diabetes yang umumnya terjadi pada orang dewasa, saat ini menjadi salah satu risiko kesehatan yang patut diwaspadai karena dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Anda harus mengetahui informasi apa saja mengenai diabetes pada anak.

Pasalnya, beberapa tahun belakangan ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kasus diabetes mellitus tipe-1 (DM tipe-1) pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.

Peningkatan kasus ini tentunya memprihatinkan ditambah lagi dengan minimnya pemahaman terkait skrining, deteksi, pencegahan dini, dan penanganannya. 

Perlu diketahui terdapat dua kategori diabetes yang umumnya dijumpai, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe-1), diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe-2), dan tipe lain-lain. DM tipe-1 disebabkan genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orang tua memiliki diabetes. 

Sedangkan, DM tipe-2 biasanya terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, berat badan yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik yang biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.

Oleh karenanya, peran orang tua sangat penting dalam memerhatikan kondisi kesehatan anak dengan mendeteksi gejala diabetes yang paling umum seperti Poliuri (meningkatnya frekuensi buang air kecil dengan volume banyak); Polidipsi (lebih sering merasakan haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya), dan Polifagi (meningkatnya nafsu makan namun tidak disertai stamina). 

Walaupun diabetes bukan penyakit menular, namun penyakit ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi dan gangguan pada tubuh kembang anak.

Seperti yang kita ketahui, diabetes biasanya terjadi pada orang berusia 40 tahun ke atas, namun beberapa tahun kebelakang ditemukan banyak kasus yang terjadi pada anak dan remaja, yaitu sedang dalam masa pertumbuhan, serta cenderung memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan tidak bernutrisi. Tentunya, kecenderungan peningkatan kasus diabetes pada anak menjadi kekhawatiran nasional sehingga edukasi berkala pencegahan diabetes prematur pada anak-anak dan remaja perlu dilakukan.

Prof. Aman B. Pulungan mengatakan banyak orang tua tidak menyadari bahwa pemeriksaan kesehatan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya risiko kesehatan anak termasuk diabetes. 

"Masih banyak orang tua yang belum sadar bahwa diabetes juga dapat menyerang anak-anak. Berdasarkan data global rata-rata usia anak yang terkena diabetes mellitus yaitu sekitar lima hingga sembilan tahun dan 10 hingga 14 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada usia di luar itu. Untuk menghindari risiko terburuk, gejalanya perlu dideteksi sejak dini," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan diabetes pada anak dan remaja sebenarnya sudah lama digaungkan melalui langkah kontrol glikemik dan kontrol metabolik, namun sayangnya jumlah tenaga ahli dan kesadaran masyarakat terkait diabetes mellitus masih tergolong rendah. 

"Jangan tunggu sakit dulu. Lebih pekalah mengenai kesehatan anak, periksakan kesehatan jika gejala seringan mungkin terjadi, serta sediakan lingkungan dan makanan sehat untuk anak. Perhatikan kandungan gula yang dikonsumsi, jangan melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," tandasnya.

YesDok menyediakan dokter profesional yang memungkinkan Anda berkonsultasi dari mana saja dan kapan saja. Konsultasi keluhan dan tanya dokter mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

(Foto: Homage)

YesDok Ads